rahasia di balik sidik jari manusia


RAHASIA DI BALIK SIDIK JARI MANUSIA
Nurul Maharani Putri
 Hasil gambar untuk sidik jari
            Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang sempurna dengan kelebihan akal untuk berpikir. Hal ini menjadi landasan besar dari berbagai pertanyaan mengenai sidik jari atau dalam bahasa inggris disebut fingerprint. Tanpa disadari, manusia terlahir dengan sidik jari di setiap jari mereka dengan karakteristik bentuk yang berbeda setiap orangnya. Lalu dari mana asal perbedaan ini? Bagaimana terbentuknya sedangkan manusia memiliki susunan jaringan anatomi yang sama? Bagaimana perbedaan ini terbentuk dengan perbandingan 1 : 64.000.000.000 orang untuk memiliki sidik jari yang sama? Dan apa yang mendasari sidik jari sebagai sarana DNA yang mutakhir, padahal setiap manusia memiliki perbedaan tersebut?
            Meskipun Berdasarkan penelitian dapat diketahui, bahwa sidik jari mulai berkembang pada minggu ke-10 kehamilan dan akan komplit diakhir bulan ke-4 dan teori yang paling banyak diterima menyatakan bahwa sidik jari terbentuk dari janin yang sibuk bergerak ke sana ke mari menyentuh dinding kantung ketuban sehingga menciptakan cetakan yang unik.
Sedangkan berdasarkan sistem integumen manusia, kulit memiliki beberapa lapisan dan setiap lapisan memiliki sub-lapisan. Lapisan kulit tengah yang disebut lapisan basale, terhimpit di antara lapisan kulit dalam (dermis) dan lapisan kulit luar (epidermis). Pada janin, lapisan basale bertumbuh lebih cepat dari pada lapisan tetangganya, sehingga melengkung dan terlipat ke segala arah. Sementara lapisan basale terus tumbuh meregang, tekanan ini menyebabkan dua lapisan kulit lainnya ikut tertarik, hingga menyebabkan epidermis terlipat ke dalam dermis.
Saraf juga dikatakan berperan dalam proses pembentukan sidik jari, karena pakar menduga saraf adalah asal dari kekuatan yang menarik epidermis. Proses lipatan ini akan terus terjadi sampai pada akhirnya menghasilkan pola kompleks dan unik yang kita lihat di ujung-ujung jari kita saat ini.
             Pola cetakan sidik jari yang kita miliki saat ini sudah menetap (permanen) bahkan sejak usia janin 17 minggu. Perkembangan ini juga bergantung pada faktor genetik, dan kondisi fisik yang unik. Tak terhitung faktor yang diperkirakan dapat memengaruhi pembentukan polanya, termasuk tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, gizi ibu, tingkat hormon, posisi janin dalam rahim di waktu-waktu tertentu, komposisi dan kekentalan cairan ketuban yang berputar-putar di sekitar jemari bayi saat mereka menyentuh dinding kantung ketuban dan sekitarnya, sampai ke kekuatan tekanan jari saat bayi menyentuh lingkungan sekitarnya.
Para peneliti percaya bahwa segudang variabel ini dapat memutuskan bagaimana setiap cetakan alur di ujung jari setiap manusia dapat terbentuk. Tingkat aktivitas janin dan keberagaman kondisi dalam kandungan secara umum mencegah sidik jari berkembang dengan cara yang sama untuk setiap janin. Seluruh proses tumbuh kembang anak dalam rahim sangat kacau dan acak sehingga di sepanjang sejarah manusia, hampir tidak ada kesempatan bahwa pola yang sama persis bisa terbentuk dua kali, sekali pun dalam kasus kembar identik. Dengan demikian ini juga berarti bahwa sidik disetiap jari dari tangan pemilik yang sama pun akan berlainan. Begitu juga dengan sisi tangan satunya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

waspada ANEMIA pada REMAJA

meneladani sikap Rasul SAW dengan tahnik